Paket Lebaran merupakan salah satu bisnis yang seringkali muncul menjelang, terutama Idul Fitri dengan omzet yang lumayan besar. Kebiasaan memberi aneka bentuk makanan menjelang Lebaran menjadi peluang. Saudara yang lebih tua mendapatkan kiriman makanan dari saudara yang lebih muda. Silahturahmi tidak sekadar bertemu muka, tetapi selalu ada perasaan tidak enak jika tidak mengirimkan makanan. Tradisi mengirim parsel terkait juga dengan pemahaman merayakan hari raya perlu aneka makanan atau kue untuk suguhan.
Antaran makanan tradisional akhirnya berkembang menjadi aneka antaran berupa paket makanan yang dikemas dengan menggunakan wadah. Tidak hanya keluarga dekat yang dikirimi paket, tetapi juga relasi baik secara pribadi maupun perusahaan.
Bisnis paket Lebaran sebagaimana bisnis kue Lebaran juga menjadi bisnis dadakan yang tiba tiba menghasilkan keuntungan besar. Paket tetap lebih praktis sehingga banyak orang memilihnya sebagai antaran. Apalagi mengingat semakin banyaknya kesibukan, sehingga tidak sempat membuat makanan sendiri di dapur untuk antaran.
Bisnis paket Lebaran boleh dibilang tidak ada matinya dan selalu berulang tiap tahun, karena tradisi yang terus dilakukan, maka bisnis ini tetap berprospek bagus. Permintaan akan paket tetap berdatangan tanpa peduli resesi ataupun daya beli turun. Permintaan parsel tetap tinggi.
Mengemas Aneka Dodol

Untuk pemula usaha paket Lebaran dengan modal minim sebaiknya berhati-hati karena persaingan yang ketat. Memilih inovasi mengemas aneka jenang dodol untuk antaran Lebaran dapat menjadi alternatif yang menarik karena masih belum banyak pelaku usaha ini yang melakoninya. Apalagi aneka jenang dodol tradisional merupakan kue khas yang pada zaman dulu sering menjadi antaran wajib ke sanak kerabat. Saat ini memang kue ini banyak tergeser oleh kue modern yang tampil lebih menarik dan terjangkau. Apalagi beberapa jenis jenang dan dodol terkendala dengan daya awetnya yang tidak lama. Sehingga pilihan untuk menjadikan aneka jenang dodol sebagai antaran kadang-kadang dilewatkan begitu saja.
Usaha mengemas dan mengawetkan makanan warisan semacam jenang dodol untuk dijadikan paket Lebaran justru menjadi terobosan tersendiri karena di samping kue tersebut memiliki nilai sejarah juga membangkitkan kenangan masa lalu. Aneka jenang dodol adalah makanan yang enak dan legit. Makanan ini pada intinya dapat bertahan lebih lama jika dikemas dengan baik dan benar.

Bahan
- 2.000 gr beras ketan hitam (difermentasikan untuk tape)
- 2 butir ragi
- 3.500 lt santan kental dari 2 butir kelapa
- 1.500 g gula pasir
- ½ butir kelapa (bagian kulit dihilangkan dan ditumbuk agak halus)
Sebelum membuat madumongso, ketan harus dibuat menjadi tape terlebih dahulu.
Cuci ketan hitam lalu kukus sampai matang. Angkat dan dinginkan. Taburkan ragi di atas ketan, aduk sampai rata. Simpan dalam wadah tertutup. Gunakan daun pisang untuk menutupnya. Biarkan beberapa hari sampai lunak dan menjadi tape.
Masak santan di dalam wajan. Aduk sampai berminyak lalu masukkan tape ketan, gula pasir, dan kelapa halus. Aduk terus sampai santan habis dan adonan terlihat agak mengering liat. Biasanya membutuhkan waktu antara 3—4 jam. Madumongso sampai harus kelihatan seperti gulali. Angkat dan dinginkan.
Cara Mengemas
Madumongso yang sudah dingin dikemas dengan menggunakan potongan plastik PE dan dibungkus rapat (jika perlu di-sealer atau diikat dengan tali). Bentuk menjadi bulatan atau memanjang seperti permen, bungkus kembali dengan kertas aneka warna lalu atur dalam kotak atau keranjang dan ditutup kembali dengan plastik bening atau cling wrap sehingga madumongso menjadi menarik dan aman dibawa ke mana pun. Sekarang madumongso siap dikirim sebagai paket Lebaran yang menarik.
Pengawetan dan Kemasan Tepat

Kandungan air di dalam jenang dan dodol jangan terlalu banyak atau teksturnya tidak terlalu lembek. Jenang harus benar benar menjadi pasta.
Komposisi gula yang banyak menjadikan adonan lebih kuat karena gula adalah salah pengawet alamiah. Jika gula terlalu sedikit justeru menjadi bahan makanan dari bakteri dan jamur.
Penambahan pengawet antijamur yang food grade di dalam adonan (maksimal 1 gr untuk 1 kg adonan) bisa memperpanjang masa simpan. Jika perlu di kemasan luar ditambahkan antijamur atau silica gel yang dibungkus dengan kemasan khusus sehingga pertumbuhan jamur bisa dikendalikan.
Menggunakan kemasan yang cocok dan aman, sehingga mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur atau kontaminasi dari kotoran di luar yang seringkali menjadi sumber pemicu tumbuhnya jamur dan rasa tengik. Beberapa jenis Jenang yang menggunakan bahan santan sangat rentan muncul rasa tengik ini. Agar aman pengemasan jenang bisa menggunakan tiga tahapan yakni kemasan primer yang bersentuhan langsung dengan jenang, kemasan sekunder untuk melindungi dan mempercantik penampilan serta kemasan tertier yang mempermudah pengiriman. Kemasan tertier harus menggunakan bahan dari plasti PE yang fleksibel dan tahan terhadap pengaruh udara dan kotoran dari luar. Penggunaan aluminium foil juga bisa mempertahankan daya tahan jenang lebih lama.
Tutup rapat dengan sealer atau dikemas dengan benar-benar ketat menjadikan lebih awet. Setelah itu jenang dapat dibungkus dengan menggunakan kertas makanan atau karton kecil untuk membungkus ulang. Agar mudah dibawah ke mana pun, bisa menggunakan karton atau plastik yang tebal.
0 komentar:
Posting Komentar