14.14
goyanglidah01.blogspot.com
No comments
PANTAI Losari memiliki garis tepi laut yang termasyhur di Kota Makassar. Terbujur ruas Jalan Penghibur, yang dipotong Jalan Datu' Musseng. Di ujung Jalan Datu' Musseng sekira 50 meter dari tepi Pantai Losari, Daeng Bundu' (49) menggelar gerobak dagang, menjual panganan khas lokal Pisang Epe. Seporsi dagangannya terdiri dari tiga potong pisang. "Saya berjualan mulai buka pukul lima sore, biasanya tutup pukul 21.00 atau 22.00," kata Bundu. Pisang Epe terbuat dari pisang kepok yang dipanggang. Proses penyajiannya cukup cepat, tak sampai tiga menit. Awalnya, pisang kepok dikupas kulitnya, lalu dipipihkan memakai kayu, berikutnya dipanggang. Terakhir, disajikan dengan siraman lelehan air gula merah. Ada tiga pilihan variasi pisang epe, yakni ditaburi keju serut, cokelat, dan kelapa parut. "Sejak 1983, saya berdagang pisang epe. Dulu, sempat jualan di pantai lama," ungkap Bundu'. Sebelum berjualan di Pantai Losari, Bundu' sudah tiga kali berpindah lokasi. Kawasan pertama tempatnya menjajakan dagangan, yakni Pantai Metro, yang kini telah tergusur. "Setelah dari Metro, saya sempat pindah ke kawasan Laguna, sebelum pindah lagi ke Pantai Losari ini," papar bapak satu anak yang sejak menikah berprofesi jadi penjual pisang epe. Sehari-hari, Bundu' menjaring pembeli dari para pejalan kaki dan pengendara bermotor yang mampir saat menikmati keindahan Pantai Losari. "Sehari-hari bisa habis sepuluh sisir (tandan) pisang kepok yang laku dibeli pelanggan," tandas Bundu'. Pisang epe begitu enak disantap setelah makan malam sebagai hidangan pencuci mulut. Sensasinya dimulai sejak menyuapkan sesendok irisan pisang yang kenyal lantaran baru habis dipanggang, dibaluri rasa manis dari semacam saus gula merah. Seporsi pisang epe terasa lezat menemani malam di Makassar. Sambil duduk santai di trotoar, ditemani desir angin kencang berhembus pertanda musim barat yang datang ke hilir pesisir pantai, Anda bisa mencoba melakukannya.
0 komentar:
Posting Komentar