Kamis, 01 Agustus 2013

JUALAN ASINAN BISA MEMBIAYAI KULIAH ANAKNYA SASTRA INGGRIS DI UNAIR

Surabaya - Asinan yang satu ini benar-benar membuat lidah terbakar. Tak heran pelanggannya kerap menyebutnya asinan setan. 

Namun si empunya asinan tak sesadis itu. Diantara dominan rasa pedas, dia masih menyelipkan rasa manis, asam, dan asin. Jadinya lidah ini serasa ramai bergoyang

Asinan setan ini bisa anda temukan di Jalan Kayon. Tak susah menemukan asinan yang dijajakan di gerobak ini. Pemilik asinan, Tomo, biasa mangkal di depan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Genteng Surabaya.

"Saya berjualan dari pukul setengah dua belas siang sampai pukul enam sore," kata Tomo saat berbincang dengan detiksurabaya.com, Selasa (9/4/2013).

Asinan yang ditawarkan Tomo adalah asinan mangga kering pedas, mangga kering manis, belimbing, salak, ceremai, sayur asin, kedondong, dan lain-lain. Asinan itu ia letakkan di dalam toples besar.

"Dulu saya dagang asinan juga, tapi ikut orang. Akhirnya memberanikan diri berjualan sendiri. Alhamdulillah laku," tambah Tomo yang mengaku sudah 20 tahun berjualan asinan.

Walau hanya berjualan dengan gerobak, langganan Tomo cukup banyak. Harga mungkin salah satu alasannya. Pria 54 tahun itu membandrol asinannya dengan harga Rp 48 ribu per kg. Tomo bahkan mengklaim jika asinannya ini adalah asinan termurah di se Surabaya.

Tak heran banyak pelanggannya yang datang kembali. Selain rasanya mantap, harganya juga murah. Bahkan ada salah satu langganannya yang merupakan orang keturunan Papua dan bekerja di Surabaya, rutin mengirim asinan ke Papua setiap bulannya.

"Orangnya kalau ngirim asinan ke Papua bisa sampai 10 kg untuk keluarganya saja," tutur pria asal Magetan ini.

Julukan asinan setan, kata Tomo, diperoleh dari pelanggan sendiri. Karena rasa pedasnya yang luar biasa, maka mereka menyebutnya asinan setan. 

Dari hasil berjualan asinan, Tomo mampu menyekolahkan ketiga anaknya. Satu anaknya sudah menikah, satu masih di bangku SMP, dan satu lagi kuliah jurusan Sastra Inggris di Unair.

SENTRA KUE BASAH JL. RUNGKUT LOR GANG II SURABAYA

Makanan jadi salah satu daya tarik di sebuah destinasi wisata. Bagi para pecinta kue basah, Surabaya punya pusatnya yang akan membuat Anda lupa diri. Yuk intip seperti apa sih sentra kue basah di sana?

Surabaya memang terkenal dengan wisata kuliner yang sangat lezat. Salah satunya kue basah, makanan tersebut cocok menjadi santapan ringan untuk solusi menahan rasa lapar bagi traveler. Sentra pembuatan kue basah tersebut terletak di Jl Rungkut Lor Gang II, Surabaya, Jawa Timur.

Teringat saat harus melakukan perjalanan di kampung ini beberapa waktu lalu. Saya harus bangun sebelum pukul 04.00 WIB, karena jika melewati jam tersebut saya tidak akan bisa mendapatkan gambaran yang saya inginkan. Momen itu adalah saat masyarakat di sini melakukan proses produksi pembuatan aneka makanan kue dan jajanan pasar lainya.

Benar saja, seperti yang dikatakan oleh Ibu Irul, salah satu orang yang mengkoordinir ibu-ibu di sini. Ketika saya datang sekitar pukul 02.30 WIB, mereka sedang sibuk membuat berbagai makanan jenis kue. Di daerah ini, proses pembuatan berbagai kue-kue tidak dilakukan dalam satu tempat melainkan dilakukan di ruangan kamar kos.

Ibu-ibu tersebut merupakan pendatang yang rata-rata datang dari luar Kota Surabaya. Kemudian memanfaatkan kamar kos mereka sebagai pusat pembuatan kue. Ukuran kamar kostmereka tidak lebih dari 3x3 meter. Lokasinya benar-benar sangat sempit, tetapi inilah cara mereka untuk bisa mendapatkan rezeki untuk biaya hidup.

Kelompok ini terbentuk sejak tahun 1990-an. Setelah terjadi krisis di tahun 1997, jumlah orang yang ikut membuat kue bertambah banyak mencapai 41 orang.

Setelah proses produksi selesai, sekitar pukul 04.30 WIB, di kawasan tersebut sudah banyak pengepul jajanan yang mengantre. Mereka mengantre untuk mendapatkan kue-kue yang lezat. Selanjutnya, orang-orang tersebut membawanya ke pasar-pasar di dalam Kota Surabaya dan sekitarnya.

Banyak sekali jenis kue 'Jawa Timuran' yang dijual di sana. Misalnya saja kue tok, putu ayu, lemper, gorengan, koci-koci, pastel, kue talam, ketan bubuk, klepon, onde-onde, dan lainnya.

Pendapatan ibu-ibu di sini sangat beragam. Bagi mereka yang sudah memiliki banyak pelanggan, dalam satu hari mereka bisa mengantongi laba bersih sekitar Rp 200.000. Tetapi, bagi merekaƂ yang masih memiliki sedikit pelanggan, setiap hari bisa menghasilkan laba sekitar Rp 50.000. Jika sedang beruntung banyak pesanan, mereka bisa jauh lebih untung lagi karena tidak melalui pengepul.

Banyak pelajaran yang bisa saya dapat dengan melihat langsung kerja keras mereka. Saat warga sekitar sedang asyik terlelap dalam tidur, ibu-ibu pembuat kue di sana sudah bermandikan keringat untuk menghidupi keluarga.

 
Design by Widyaswara | Address : Jl. Kalidami viii/25 Surabaya - Telp.(031) 5926865, 081322430013 | Blogger Templates